
Keterangan Gambar : Dokumentasi tim investigasi Rekanmedia210
Lampung Selatan, REKANMEDIA210, -Dugaan laporan keuangan Fiktip yang dilakukan oleh Kepala Desa Suak Juli Wahyudin, S.Hi mulai terungkap Dana yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa justru dimainkan dengan berbagai manipulasi data.
Praktik-praktik yang sebagian tersembunyi di balik proyek pengadaan barang dan proyek infrastruktur fiktif ini merusak rencana pembangunan untuk mengurangi ketimpangan. Tim Investigasi Rekanmedia210 menelusuri desa Suak untuk menggungkap Fakta yang sebenarnya dilapangan.
Hasil yang didapatkan tim Investigasi Rekanmedia210 dari warga desa dilapangan sungguh mengejutkan satu persatu Fakta yang sebenarnya mulai terkuak terkait penggunaan Dana Desa pada tahun 2024. Bagaikan seorang Pesulap Juli Wahyudin, S.Hi dan oknum pemerintah desa lainnya diduga telah memanipulasi laporan keuangan bahkan laporan Fiktip, Diantaranya :
1. Pembangunan Kolam Renang dipantai Cuku Perak yang mangkrak, karena anggaran yang dilaporkan Kepala Desa dalam APBDes tersebut diduga kuat Fiktip yaitu sebesar Rp. 32.200.000. Seperti yang disampaikan warga desa Suak yaitu K beliau mengatakan " Kolam renang itu menggunakan dana warga yang di ajak kerjasama oleh kades sebesar Rp. 10.000.000, bukan dari DD seperti yang ada dalam laporan APBDes, kades pernah mengirimkan keramik untuk kolam renang tersebut tetapi dibawa pulang lagi dan dipasang dirumahnya sendiri". Ucap K
2. Pembangunan homestay di Pantai Cuku Perak dengan Anggaran Rp. 33.975.000, menurut keterangan dari Anggota penjaga pantai bahwa anggaran itu terlalu besar, homestay yang terbuat dari batako itu diprakirakan sekitar 17-20 juta.
3. Aula Wisata dengan anggaran sebesar Rp. 17.508.000, menurut keterangan yang sama dari anggota penjaga dengan anggaran sebesar itu harusnya bagus aulanya akan tetapi aula itu hanya tempat duduk pengunjung yang kanan kirinya dari kayu cuma lantainya yang dipasang keramik.
4. Pembangunan bronjong pantai podomoro dengan anggaran sebesar Rp. 56.130.000, menurut keterangan bapak junaidi seorang sesepuh yang tinggal dekat dengan pantai podomoro bahwa bronjong itu dikerjakan oleh lima orang saja, diantaranya mantan RT yang sudah diberhentikan dan Kadus sisanya warga biasa, bapak junaidi juga mengatakan kalau dugaannya beronjong itu hasil swadaya masyarakat bukan dana desa " Ya kalau dana desa harusnya bagus dan kokoh mas dan dikerjakan masyarakat desa serta dibayar akan tetapi liat aja sendiri bronjong itu sudah mau ambruk, panjang, tinggi serta kekuatannya jauh dari kata bagus". Ujarnya
5. Bibit alpukat sebanyak 2.000 batang dan pupuk cair sebanyak 400 liter dengan anggaran sebesar Rp. 114.800.000, menurut keterangan beberapa orang warga desa Suak yang juga kelompok tani bahwa tahun 2024 pihak desa tidak pernah mengadakan bibit alpukat dan pupuk cair, adapun itu bantuan Mitra binaan CV. GEMMBEL KUAT NURSERY sebanyak 3.000 batang untuk bibit alpukat, sampai sekarang pun mereka sering datang untuk melihat perkembangan pohon alpukat itu kepada kelompok tani yang menjalin kerjasama, bahkan Kepala Desa pernah meminta bibit alpukat tersebut sebanyak 500 batang.
6.Biaya makan minum yang dikeluarkan desa Suak tahun 2024 juga tidak main-main yaitu sebesar Rp. 86.755.000
7.Kegiatan lomba desa dalam rangka HUT RI, anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 25.000.000, menurut keterangan warga desa Suak yang juga pernah bekerja di pemerintahan desa bahwa pemerintah desa Suak hanya memberikan uang sebesar Rp. 400.000/perdusun dan ada perlombaan volly antar dusun.
Masyarakat meminta pihak terkait seperti Inspektorat, BPK, kejaksaan dan kepolisian segera menggambil sikap untuk bisa segera memeriksa laporan keuangan desa Suak mulai dari tahun 2019-2024, masyarakat berharap pemeriksaan berlangsung secara transparan dengan harapan kalaupun nanti ada pemimpin yang baru harus lebih mementingkan kesejahteraan desa bukan untuk memperkaya dirinya sendiri.
Setelah melakukan penelusuran didesa Suak tim investigasi Rekanmedia210 mencoba mendatangi kantor desa untuk konfirmasi akan tetapi pada saat itu kantor desa sudah tutup, tim mencoba menghubungi warga desa Suak untuk meminta nomor baru kades, setelah mendapatkannya tim mencoba menghubungi kepala desa akan tetapi seolah tidak ingin dikonfirmasi kepala desa hanya menjawab " Saya ada di sekitar desa". Ucapnya.
(Rudy Andriansyah, S.Sos)
LEAVE A REPLY